Sunday, December 14, 2008

Teroris Pasirkuda (Part II)

Dua gorilla berseragam hitam-hitam dan terlihat sangar. Mungkin kebanyakan makan Mc Donald hehe...lucunya yang satu pakai kacamata hitam padahal berada di dalam ruangan. Mungkin untuk mengecoh orang-orang yang dicurigai yang menyangka dia sedang tidak memerhatikannya.

"Follow the yellow line..." kata gorila yang ber sun glasses, Boro-boro ada tambahan "please" nya, kalau di pasirkuda orang ini sudah wafat dari kemarin.

Saya melihat kebawah, ah ternyata benar-benar ada garis kuning yang memanjang dan kalau diikuti ternyata menuju sebuah ruangan, mungkin ini tempat interogasi. Kalau saya pikir sih lumayan bodoh juga, kenapa pakai garis kuning kalau saya toh akhirnya dikawal juga oleh mereka menuju ruang interogasi...mending garis kuningnya dibuat kotak terus dikasih net ditengahnya, jadilah lapangan bulutangkis hehe...

"dasar kehed sia" kata saya perlahan

"Sorry?" kata salah satu petugas yang mengawal saya

"No..I said Im just tired" jawab saya sekenanya. Dalam hati, kapan lagi saya bisa memanggil dua badut ini dengan istilah 'protokoler' khas Pasirkuda country.

Tidak lama kemudian tibalah saya disebuah ruangan terpisah, mungkin sekitar 500 meter dari tempat pengecekan imigrasi tadi. Ruangan itu tidak berpintu, ada kursi yang berderet, dideretan pertama tampak sepasang suami istri berwajah Arab, dan satu orang lagi di baris kedua, seorang pemuda dan anehnya saya perhatikan, dia memegang paspor Kanada. Tapi saya tak begitu mengindahkannya. Selama menunggu disitu terlihat para petugas dengan size XL berseliweran. Samar-samar saya perhatikan nama mereka yang tertera didada. Kalau tidak salah nama-nama yang muncul adalah yang berbau latinos dan hanya segelintir yang berbau Amerika.

"Mr Sukendar...follow me please" sorang petugas berbadan tambun memanggil saya.

Saya terbangun dari lamunan, ah orang ini masih sopan, dia mengggiring saya kesebuah ruangan, mungkin sekitar 3 x 3 meter dan didalamnya ternyata sudah ada seorang petugas wanita yang cemberut. Saya katakan cemberut karena sepanjang interogasi itu, seingat saya, petugas ini tidak pernah tersenyum barang sekalipun.

Sebelum mengatakan apa-apa, petugas ini membulak-bailikan paspor dan secarik dokumen yang telah saya isi sebelumnya, lalu dia mulai bicara.

"From Indonesia huh?"

Sebenarnya atas pertanyaan tersebut saya gatal menjawab seperti ini,

"Bukan mbak, saya dari Nigeria"

"Coba baca lagi paspornya mbak, siapa tau terbalik"

Mungkin dia ingin menaikkan wibawanya dengan sedikit intimidasi, padahal malah jadi kelihatan dungu. Saya yakin, dia pasti berpikir saya datang dari negara antah berantah yang tidak ada listriknya, dan orang-orangnya masih pakai koteka kalau bepergian.

Lalu dia menyuruh saya mengeluarkan dompet saya, dan saya disuruh mengeluarkan seluruh isinya. Kebetulan hanya ada tidak lebih dari seratus dolar, karena dalam perjalanan dinas saya dibekali gold card untuk menarik uang di ATM sini jadi tidak perlu repot-repot membawa dolar. Disela itu ada juga uang sisa jajan di Jakarta, saya lupa jumlahnya cuma ada beberapa lembar uang seribuan dan uang seribuan itulah yang dia cek pertama.

"This is a lot isn't it?" katanya yakin

"Mam, even if you had 5 more of those and convert it to dollar, it's not going to get u a biscuit, hehe" kata saya mencoba mencairkan suasana. Tapi petugas itu malah diam saja, dingin, mengingatkan saya pada kepala sekolah SMA saya dulu Mrs. Pierce, yang menurut saya cuma tersenyum sekali seumur hidupnya.

Lalu dimulailah komedi 3 jam yang membawa saya pada sebuah petualangan yang akan saya kenang selamanya...

(BERSAMBUNG)

8 comments:

  1. pertamaaxxxxxxx......

    angger we bersambung....

    ReplyDelete
  2. keduaxxxx.....

    can aya keneh sambungana...sugan teh geus aya...

    xixixixi

    ReplyDelete
  3. eeeeuuuuhhhhh....jadi aya cerber euy di blog ... hebat lah kang cantel, membuat kami penasaran :D

    ReplyDelete
  4. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  5. meni geuleuh.. bersambuuung.. bisaaa we kang dud mah bikin penasaran orang teh

    ReplyDelete
  6. cik kang by phone we sambunganana mah ngameh langsung tamat lah :p

    ReplyDelete
  7. alah meuni loba sambungan... tos teu kiat yeuh kang...

    ReplyDelete