Friday, February 6, 2009

Summer Hill


“If only we could fall, like the cherry blossoms in the spring,
so pure…so radiant…”


Summer Hill adalah sebuah Suburb kecil di bilangan Western Sydney. Sebuah Suburb yang sunyi dipagari oleh pepohonan yang rindang. Summer Hill terbagi menjadi dua wilayah, terpisah oleh trek kereta api dan sebuah stasiun. Kawasan yang satu adalah kawasan komersil yang terdiri dari supermarket, toko-toko, gereja, dan sekolahan, sedang yang diseberangnya adalah kawasan pemukiman dimana saya tinggal. Wilayah pemukimannya tidak terlalu luas, sangat dimaklumi dengan jumlah penduduk Australia yang sangat kecil dibanding dengan jumlah penduduk kota-kota di Indonesia, sebuah Suburb biasanya tidak dihuni oleh terlalu banyak penduduk, sehingga selalu ada ruang yang luas yang biasanya dipakai pemerintah lokal untuk dijadikan taman atau fasilitas umum lainnya. Dan memang ada sebuah taman yang luas jika kita menyebrangi stasiun kereta melalui sebuah under pass tidak jauh dari tempat saya tinggal dulu, sebuah flat kecil berkamar dua di Sloane St.

Pada usia saya saat itu, saya cenderung penyendiri dan menghabiskan banyak waktu di taman itu, entah mermain-main dengan bola tenis atau hanya duduk-duduk saja di bangku taman memikirkan sesuatu. Kata teman-teman, saya terlalu banyak menghabiskan waktu merenung, memikirkan hal yang sepele dan menganggapnya seperti masalah yang patut dibahas di Parlemen.

Yang pasti, taman itu banyak menyimpan kenangan, dan ada cita-cita untuk kembali kesana hanya untuk duduk di bangku taman itu dan menonton anak-anak kecil bermain atau orang-orang yang berlalu lalang seperti yang sering saya lakukan belasan tahun yang lalu setiap sore. Menyaksikan apa yang terjadi, lalu berpikir tentang banyak hal. Sungguh sesuatu yang sederhana, tetapi menakjubkan.

“Kalian adalah orang-orang Fort Street, kalian terlalu banyak berpikir, bersenang-senanglah sekali-sekali!” itu adalah pernyataan standar orang-orang Sydney kepada kami dulu.

Fort Street adalah sekolah selektif tertua di Australia, dan wadah bagi top 10 persen di New South Wales yang diuji lagi, lalu diambil sepersekiannya. 100% dari angkatan kami dulu lulus Ujian Negara dan berkiprah di Universitas-Universitas terbaik di negeri itu. Mantan Perdana Menteri Australia John Howard adalah salah satu icon alumni sekolah itu disampiang ratusan lagi yang menjadi tokoh-tokoh publik terutama politisi dengan tradisi ideologi Liberal.

Saya ingat meneteskan air mata saya ketika menerima surat dari New South Wales Education Board yang menyatakan saya diterima disalah satu universitas di Sydney…menangis karena ayah mengatakan bahwa dirinya tidak akan sanggup membiayai saya kuliah karena ia sudah di tanah air.

“Ayah gak sanggup….pulanglah, sekolahlah disini, di negaramu sendiri…”

Kata-kata yang meruntuhkan tembok yang telah saya bangun selama bertahun-tahun di Fort Street, bergelut dengan ilmu.dengan susah payah. Ilmu yang saya bawa pulang dari sekolahan yang selalu saya bawa ke taman itu untuk direnungi, dipikirkan. Harus saya bawa karena saya yakin saya bukan orang yang pintar, dan dapat menerima sebuah penjelasan dengan sekali tepuk. Kata teman-teman, saya lumayan telmi alias telat mikir.

Kata ibu saya dulu diantara saudara-saudara saya di keluarga besar, saya yang paling lambat belajar berjalan dan yang paling lambat belajar bicara. Tapi sekalinya bisa, saya tidak hanya berjalan, tetapi langsung berlari sampai akhirnya terjatuh…

(To be continued…)

5 comments:

  1. ah nu penting mah komentar heula we heula kahiji nyak yg lain2 menyusul kalo udah dibaca *ngaleret bitah* xixixi....

    ReplyDelete
  2. hmm... *ngabayangkeun bangku sareng taman na*

    ReplyDelete
  3. naha bet bitah??? ai t eciii...

    mau komen apa ya... mmmh.. jadi inget, sahabat seorang teman ;) pernah mengirimkan sms yang isinya :
    Saat Allah menjawab doamu, Ia meminta imanmu
    Saat Allah menunda doamu, Ia meminta kesabaranmu
    Dan disaat Allah menjawab doa tapi bukan doamu, Ia memilihkan yang terbaik untukmu
    Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang yang beriman, sabar, dan taqwa

    bitah mikir, mungkin sms ini lebih cocok di tujukan buat akang :D

    cheeers,

    ReplyDelete
  4. nyak kan bitah kabeukina ngasih komentar pertamaaaaxxxxx huuuuuh... ayeuna oge mun teu geura2 mah bakal kapiheulaan deui da pasti :(

    kela naha bitah mah jadi sms an doa kitu di blog teh ? *whuz*

    ReplyDelete
  5. komen naonnya??? :D
    Seperti biasa panasaran, jadi moal waka komen, nungguan tamat heula ceritana :D

    ReplyDelete